Ini bukan cerita tentang selebgram yang rumah tangganya bermasalah karena abusive relationship atau apalah apalah. Ini cuma cerita saya sama Nesa yang sempat mengalami abusive relationship dan akhirnya saya bisa terbebas dari hubungan toxic tersebut di umur 25 tahun.
Baca juga tulisan nesa tentang abusive relationship: Tentang Patah Hati di Usia 25th
Abusive relationship sudah biasa saya lihat dari kecil, yaitu hubungan nyokap-bokap ketika sebelum bercerai. Dulu saya sih ngga tau apa-apa tentang abusive relationship, saya cuman tau kalau nyokap-bokap sudah berada dalam keadaan yang tidak sehat karena tiap malam selalu berantem, bikin saya kesel karena akhirnya saya yang dimarahin sama kakak-kakak karena nangis denger bonyok teriak-teriak hahaha, pada akhirnya saya juga sih yang jadi korban karena dimarahin, padahal kan saya ngga salah, saya nangis karena serem, takut, ngga ngerti ada apa diatara nyokap-bokap sampai mereka teriak-teriak gitu.
Silahkan dibaca: Stop call me broken home product
Setelah besar dan mengerti, saya punya cita-cita ngga mau punya pacar atau suami yang kayak bokap, sampai saya benci sama cowo yang bintangnya sama kayak bokap yaitu libra hahahha, waktu saya kerja dan sempat satu tim sama cowo libra, euugh saya kesel banget sama tu orang karena ngingetin saya ke bokap (padahal mah ngga nyambung ya) hahahha.
Waktu udah punya pacar, semua berbeza dengan bokap kecuali satu... Ternyata secara tidak langsung terlibat dalam hubungan abusive secara mental (dan akhirnya secara fisik)... Saya secara tidak langsung menjadi nyokap yang terjebak dengan laki-laki yang seperti bokap yang efeknya sangat berpengaruh pada karakter dan kualitas kehidupan saya saat itu.
Waktu jaman muda dulu, mana sih saya berpikir akan berhubungan sama seseorang yang seperti itu, pikiran saya semua akan bisa saya atasi dan kami akan menjalin hubungan ke jenjang pernikahan, saya cinta ama orang itu, dia baik sama saya, saya aja yang ngga bersyukur, tapi kok ya perasaan saya semakin tertekan ya? Tanda-tanda yang saya rasakan ternyata sangat-sangat mengarah pada pola/perilaku kekerasa dalam suatu hubungan yang dikendalikan oleh pasangan saya, seperti terisolasi karena ngga boleh main sama teman-teman saya dan harus sama dia, dan terintimidasi secara emosional karena harus melakukan sesuatu sesuai keinginan dia.
Siapa tau mau baca juga: If I could turn back the hand of time...
Sebenarnya sih tanda-tanda yang ada mungkin tertangkap oleh nyokap dan keluarga, tapi yaaa namanya juga dulu lagi cinta, tai ayam rasa coklat jadi saya buta, jadi cinta itu emang buta dan seperti tai ayam #eeeeaaaa. Padahal setelah dipikir-pikir sekarang ada banyak tanda yang harusnya saya sadari, antara lain:
1. Sangat terikat sama (mantan) pacar, pokoknya saya harus laporan kalau nyampe tempat kerja, makan siang sama siapa, makan dimana, pulang jam berapa, dll. Pokoknya saya wajib lapor 1x24 jam sama dia (RT/RW lewat), dan harus tau siapa aja teman-teman yang seharian main sama saya..
2. Selalu merasa/dianggap salah. Saya dulu bingung, kenapa dulu selalu salah dimata dia hahaha. Pake baju ini salah, itu salah, rambut dipotong salah, pokoknya udah mirip lagi mba Raisa - serba salah lah. Dulu saya sering berusaha meyakinkan diri sendiri kalau saya mencoba lebih keras mengikuti semua apa yang dia inginkan kondisi hubungan saya akan lebih baik.
3. Jauh dari keluarga & terisolasi dari teman-teman. Saya selalu harus mendahulukan dia dibanding keluarga dan teman-teman, tapi dulu saya melakukan dengan sukarela karena menurut saya dia adalah segala-galanya, tempat saya bersandar dll, jadi ngga perlu keluarga dan teman asal ada dia. Akhirnya saya ngga punya temen lagi dong, pas ada masalah ya ceritanya ke dia doang, ngga sama keluarga, jadi pokoknya dia adalah my #1 tanpa dia saya bukan apa-apa...
4. Ngga merasa hepi sama hubungan yang ada tapi ngga bisa putus karena udah kadung cinta, kadung sayang, kadung ngga punya temen, kadung jauh sama keluarga, ngerasa dia dah ngerti saya.
5. Dituntut untuk selalu harus tampil sempurna, rambut ngga boleh diiket, urusan badan juga dikritik, sampai urusan ngga bawa tas kalau jalan-jalan ada dikomentarin hahahaha, iyeeee saya dulu cuek kalau pergi-pergi dan dinasehatin katanya kalau jadi cewe itu harus bawa tas kalau jalan-jalan, buat nyimpen dompet, tisue, lipen dll... Iya dia sedetail itu nyuruh ini itu kesaya dan saya nurut aja sama dia karena dulu mah mikirnya iih kok dia perhatian bangeeet, padahal hal seperti ini udah mengarah ke mental abuse karena dia selalu mengkritisi saya yang menurut dia ngga sesuai dengan SOPJ (standar operation procedure jalan-jalan) dia.
Banyak lagi tanda-tanda kekerasan mental yang saya alami dan bikin saya depresi. Asli beneran depresi lho, saya sampai merasa diri saya tidak berharga tanpa dia... Parah ya... Serendah itu saya menghargai diri saya saat itu, semua karena dia...
Hubungan tidak sehat itu saya jalani selama hampir 10 tahun, dan saat mau ultah ke 25 dimana banyak cewe-cewe memikirkan tentang menikah sama pacarnya yang udah lama, saya mah harus menerima kenyataan pahit kalau ternyata si mantan yang nyebelin ini (udah lama) selingkuh dan ke-gap sama saya, hanya 1 bulan sebelum saya ultah ke 25 tahun... Sad but true kalau kata Metalica.
Sebelum perselingkuhan ini ketauan, perilaku abusive orang itu ke saya semakin menjadi-jadi. Cemburunya juga semakin menjadi-jadi dan waktu saya minta putus dia ngga mau. Trus perlakuan dia juga semakin kasar, saya pernah dong di dorong sama dia di dalam mobil dan tas saya robek karena ditarik paksa cuma gara-gara saya pengen cepet pulang nonton meteor garden di rumah (iyeee waktu itu F4 lagi berjaya sahabat), sedangkan dia maunya saya bareng sama dia aja dan ngga perlu cepet-cepet ke kosan buat nonton meteor garden hahahha, sad but true part 2. Walhasil, tangan saya lebam-lebam dan pas ditanya sama orang kantor, saya bilang keserempet metro mini. Segitu cintanya saya sama dia, bahkan saya indenial sama orang-orang dan tetap ngebelain dia.. Preeeet...
Jadi di umur saya yang ke 25 tahun saya sudah merasakan quarter life (crisis) experience yang sangat luar biasa dan membawa saya pada kehidupan baru saat ini karena alhamdulillah, akhirnya (meski pahit) saya bisa juga terbebas dari abusive relationship yang tidak pernah saya sadari sebelumnya.
Kalau penasaran kenapa saya sering banget menulis hal ini over and over again, karena saya hanya ingin mengingatkan ukh... Banyak wanita yang terjebak dalam hubungan kekerasan seperti ini tanpa mereka sadari, dibutuhkan keberanian, support system, kepercayaan diri dan (untuk kasus saya) diselamatkan oleh Allah (dengan dia ketauan selingkuh) untuk mengakhiri hubungan seperti ini. Dengan saya sharing tentang hal ini, semoga yang tidak tahu terinformasi dan yang mengalami menyadari bahwa satu hubungan yang dilandasi dengan kekerasan fisik atau mental tidak akan berlangsung lama dan pada akhirnya akan berakhir dengan buruk.
Dan untuk para wanita yang hubungannya lurus, sakses2 dan bahagia2 aja.. bersyukurlah, plus jangan pernah judge seseorang dari luarnya aja, you never know the battle that they have been through. Alhamdulillah saya bisa terbebas dari hubungan yang ngga sehat dulu, meskipun perlu beberapa tahun untuk pulih, dan perlu beberapa waktu untuk mendapatkan seseorang yang tepat untuk saya, tapi yakinlah bahwa Allah tidak akan membebani sesuatu pada umatnya dibatas kemampuannya, dan semuanya pasti akan berakhir manis.
Pelajaran di usia 25 tahun itu telah membuat saya lebih kuat, karakter saya lebih terbentuk dan saya bisa mengajarkan kedua anak perempuan saya, bahwa lelaki yang baik adalah yang menghargai kita apa adanya, memiliki niat untuk membangun keluarga bersama-sama (ngga cuman ngandelin istri doang), mendukung dan mengembangkan potensi istrinya tanpa takut terlewati.
Dan satu lagi, jangan pernah percaya sama cowo yang membuat kita jauh dari keluarga hahahahaha. Karena harta yang paling berharga adalah keluarga, sejelek-jeleknya atau sesusah-susahnya kita, yang tetap mau menerima atau menyayangi kita dengan tulus ya keluarga (terutama Ibu). Catat ya! Hahahhaa.
Baca juga tulisan nesa tentang abusive relationship: Tentang Patah Hati di Usia 25th
Abusive relationship sudah biasa saya lihat dari kecil, yaitu hubungan nyokap-bokap ketika sebelum bercerai. Dulu saya sih ngga tau apa-apa tentang abusive relationship, saya cuman tau kalau nyokap-bokap sudah berada dalam keadaan yang tidak sehat karena tiap malam selalu berantem, bikin saya kesel karena akhirnya saya yang dimarahin sama kakak-kakak karena nangis denger bonyok teriak-teriak hahaha, pada akhirnya saya juga sih yang jadi korban karena dimarahin, padahal kan saya ngga salah, saya nangis karena serem, takut, ngga ngerti ada apa diatara nyokap-bokap sampai mereka teriak-teriak gitu.
Silahkan dibaca: Stop call me broken home product
Setelah besar dan mengerti, saya punya cita-cita ngga mau punya pacar atau suami yang kayak bokap, sampai saya benci sama cowo yang bintangnya sama kayak bokap yaitu libra hahahha, waktu saya kerja dan sempat satu tim sama cowo libra, euugh saya kesel banget sama tu orang karena ngingetin saya ke bokap (padahal mah ngga nyambung ya) hahahha.
Waktu udah punya pacar, semua berbeza dengan bokap kecuali satu... Ternyata secara tidak langsung terlibat dalam hubungan abusive secara mental (dan akhirnya secara fisik)... Saya secara tidak langsung menjadi nyokap yang terjebak dengan laki-laki yang seperti bokap yang efeknya sangat berpengaruh pada karakter dan kualitas kehidupan saya saat itu.
Waktu jaman muda dulu, mana sih saya berpikir akan berhubungan sama seseorang yang seperti itu, pikiran saya semua akan bisa saya atasi dan kami akan menjalin hubungan ke jenjang pernikahan, saya cinta ama orang itu, dia baik sama saya, saya aja yang ngga bersyukur, tapi kok ya perasaan saya semakin tertekan ya? Tanda-tanda yang saya rasakan ternyata sangat-sangat mengarah pada pola/perilaku kekerasa dalam suatu hubungan yang dikendalikan oleh pasangan saya, seperti terisolasi karena ngga boleh main sama teman-teman saya dan harus sama dia, dan terintimidasi secara emosional karena harus melakukan sesuatu sesuai keinginan dia.
Siapa tau mau baca juga: If I could turn back the hand of time...
Sebenarnya sih tanda-tanda yang ada mungkin tertangkap oleh nyokap dan keluarga, tapi yaaa namanya juga dulu lagi cinta, tai ayam rasa coklat jadi saya buta, jadi cinta itu emang buta dan seperti tai ayam #eeeeaaaa. Padahal setelah dipikir-pikir sekarang ada banyak tanda yang harusnya saya sadari, antara lain:
1. Sangat terikat sama (mantan) pacar, pokoknya saya harus laporan kalau nyampe tempat kerja, makan siang sama siapa, makan dimana, pulang jam berapa, dll. Pokoknya saya wajib lapor 1x24 jam sama dia (RT/RW lewat), dan harus tau siapa aja teman-teman yang seharian main sama saya..
2. Selalu merasa/dianggap salah. Saya dulu bingung, kenapa dulu selalu salah dimata dia hahaha. Pake baju ini salah, itu salah, rambut dipotong salah, pokoknya udah mirip lagi mba Raisa - serba salah lah. Dulu saya sering berusaha meyakinkan diri sendiri kalau saya mencoba lebih keras mengikuti semua apa yang dia inginkan kondisi hubungan saya akan lebih baik.
3. Jauh dari keluarga & terisolasi dari teman-teman. Saya selalu harus mendahulukan dia dibanding keluarga dan teman-teman, tapi dulu saya melakukan dengan sukarela karena menurut saya dia adalah segala-galanya, tempat saya bersandar dll, jadi ngga perlu keluarga dan teman asal ada dia. Akhirnya saya ngga punya temen lagi dong, pas ada masalah ya ceritanya ke dia doang, ngga sama keluarga, jadi pokoknya dia adalah my #1 tanpa dia saya bukan apa-apa...
4. Ngga merasa hepi sama hubungan yang ada tapi ngga bisa putus karena udah kadung cinta, kadung sayang, kadung ngga punya temen, kadung jauh sama keluarga, ngerasa dia dah ngerti saya.
5. Dituntut untuk selalu harus tampil sempurna, rambut ngga boleh diiket, urusan badan juga dikritik, sampai urusan ngga bawa tas kalau jalan-jalan ada dikomentarin hahahaha, iyeeee saya dulu cuek kalau pergi-pergi dan dinasehatin katanya kalau jadi cewe itu harus bawa tas kalau jalan-jalan, buat nyimpen dompet, tisue, lipen dll... Iya dia sedetail itu nyuruh ini itu kesaya dan saya nurut aja sama dia karena dulu mah mikirnya iih kok dia perhatian bangeeet, padahal hal seperti ini udah mengarah ke mental abuse karena dia selalu mengkritisi saya yang menurut dia ngga sesuai dengan SOPJ (standar operation procedure jalan-jalan) dia.
Banyak lagi tanda-tanda kekerasan mental yang saya alami dan bikin saya depresi. Asli beneran depresi lho, saya sampai merasa diri saya tidak berharga tanpa dia... Parah ya... Serendah itu saya menghargai diri saya saat itu, semua karena dia...
Hubungan tidak sehat itu saya jalani selama hampir 10 tahun, dan saat mau ultah ke 25 dimana banyak cewe-cewe memikirkan tentang menikah sama pacarnya yang udah lama, saya mah harus menerima kenyataan pahit kalau ternyata si mantan yang nyebelin ini (udah lama) selingkuh dan ke-gap sama saya, hanya 1 bulan sebelum saya ultah ke 25 tahun... Sad but true kalau kata Metalica.
Sebelum perselingkuhan ini ketauan, perilaku abusive orang itu ke saya semakin menjadi-jadi. Cemburunya juga semakin menjadi-jadi dan waktu saya minta putus dia ngga mau. Trus perlakuan dia juga semakin kasar, saya pernah dong di dorong sama dia di dalam mobil dan tas saya robek karena ditarik paksa cuma gara-gara saya pengen cepet pulang nonton meteor garden di rumah (iyeee waktu itu F4 lagi berjaya sahabat), sedangkan dia maunya saya bareng sama dia aja dan ngga perlu cepet-cepet ke kosan buat nonton meteor garden hahahha, sad but true part 2. Walhasil, tangan saya lebam-lebam dan pas ditanya sama orang kantor, saya bilang keserempet metro mini. Segitu cintanya saya sama dia, bahkan saya indenial sama orang-orang dan tetap ngebelain dia.. Preeeet...
Cerita lengkapnya tentang kekerasan yang saya terima pernah juga saya tulis disini: Stand up, be brave and say stop to violence against women!
Jadi di umur saya yang ke 25 tahun saya sudah merasakan quarter life (crisis) experience yang sangat luar biasa dan membawa saya pada kehidupan baru saat ini karena alhamdulillah, akhirnya (meski pahit) saya bisa juga terbebas dari abusive relationship yang tidak pernah saya sadari sebelumnya.
Kalau penasaran kenapa saya sering banget menulis hal ini over and over again, karena saya hanya ingin mengingatkan ukh... Banyak wanita yang terjebak dalam hubungan kekerasan seperti ini tanpa mereka sadari, dibutuhkan keberanian, support system, kepercayaan diri dan (untuk kasus saya) diselamatkan oleh Allah (dengan dia ketauan selingkuh) untuk mengakhiri hubungan seperti ini. Dengan saya sharing tentang hal ini, semoga yang tidak tahu terinformasi dan yang mengalami menyadari bahwa satu hubungan yang dilandasi dengan kekerasan fisik atau mental tidak akan berlangsung lama dan pada akhirnya akan berakhir dengan buruk.
Dan untuk para wanita yang hubungannya lurus, sakses2 dan bahagia2 aja.. bersyukurlah, plus jangan pernah judge seseorang dari luarnya aja, you never know the battle that they have been through. Alhamdulillah saya bisa terbebas dari hubungan yang ngga sehat dulu, meskipun perlu beberapa tahun untuk pulih, dan perlu beberapa waktu untuk mendapatkan seseorang yang tepat untuk saya, tapi yakinlah bahwa Allah tidak akan membebani sesuatu pada umatnya dibatas kemampuannya, dan semuanya pasti akan berakhir manis.
Pelajaran di usia 25 tahun itu telah membuat saya lebih kuat, karakter saya lebih terbentuk dan saya bisa mengajarkan kedua anak perempuan saya, bahwa lelaki yang baik adalah yang menghargai kita apa adanya, memiliki niat untuk membangun keluarga bersama-sama (ngga cuman ngandelin istri doang), mendukung dan mengembangkan potensi istrinya tanpa takut terlewati.
Dan satu lagi, jangan pernah percaya sama cowo yang membuat kita jauh dari keluarga hahahahaha. Karena harta yang paling berharga adalah keluarga, sejelek-jeleknya atau sesusah-susahnya kita, yang tetap mau menerima atau menyayangi kita dengan tulus ya keluarga (terutama Ibu). Catat ya! Hahahhaa.
Dear Mamih,
ReplyDeleteKebayang ya dulu kalau udah ada socmed. Pasti udah rame ini da, mamih jadi selebgram tibaheula ��
Makasih ya Mih, sudah jadi pendengar dan percaya sama aku. Aku belajar banyak dari Mamih. Nggak kebayang 10 tahun. Aku 3 tahun udah empot-empotan. Hahaha. Selalu ada cara Tuhan untuk memisahkan kita dari orang yang salah..
Mamih sekarang udah punya suami yang baik dan anak-anak yang lucu. Itu balesan Allah buat orang sabar kayak mamih. Tinggal aku nih lagi otw, doain ya Mih semoga lancar segala-galanya.
Tertanda,
Larasati yang masih dikatain belum move on hanya karena belum ada foto sama cowok di socmed Neisia ��
Aku merasa relate nih meski nggak diposesivin,tapi baru aja ngobrol ke temen tentang mental abusive relationship yang kita selalu salah tapi bukan di berpakaian atau sejenisnya, ini di cara kita menanggapi sesuatu. Ya namanya orang kan beda2 ya Mba nanggepinnya, tau2 dianggap merusak mood. Hahaha. Susah deh. Bener banget jangan sampe menjauh dari keluarga gimanapun keluarga kita biasanya jadi tempat berpulang dari duka lara :p
ReplyDeleteAmpuuun kok ngakak ya pas bagian meteor garden, padahal tadi dari atas serous beuut ku bacanya hahahhahahha
ReplyDeleteYa ampun serem ya Teh, saya juga pengen banget nulis tentang life quarter crisis tapi klo saya kasusnya bukan kekerasan mental lebih ke masalah keluarga hiks, tapi Alhamdulillah ya semua ujian telah dilalui semoga kita senantiasa sukses dan bahagia, aamiin
ReplyDeleteVery inspiring story, Mom! Luar bisa. Jadi, banyak perempuan yang harus bisa keluar dari hubungan yang seperti itu. Berat? Memang! Tapi harus dilakukan sebagai bentuk penghormatan pada diri sendiri pun.
ReplyDeleteYa ampun sedih bacanya mba ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ alhamdulillah ya mba sandra berhasil keluar dari toxic relationship
ReplyDeletejadi takut ini, mau sampe ke umur 25 semoga gak banyak drama percintaan yg terjadi. aamiin. .
ReplyDeletewkwkwkw gak nyangka euh mbak sandra kisah percintaanya sedrama ini hehehe syukurlaah sudah bersama pria yg tepat, karena wanita baik juga untuk lelaki yg baik. lama kali aku mbak gak main kesini wkwkw
aq juga sempat merasakan quarter life crisis tapi gak se parah mbak sandra, aq gak nyangka loh mbak sandra kl percintaanya bisa se-drama itu, 10 tahun pula, lama bangetttt.. alhamdullilah itu bukan pernikahan yah. semoga bahagia selalu yah mbak sama paksu dan anak-anak
ReplyDeleteMih alhamdulillah ya udah bhay sama orang kayak gituuh. Dulu pernah punya sahabat dan pacarnya itu ampun deh. Masa cemburu sama temen cewek pun. Persis kayak si cowok ituuh. Libra juga �� pas sama. Kita jarang main bareng akhirnya. Sampai akhirnya sahabat aku divorce. Sekarang udah bahagia kayak mamih dan abah.
ReplyDeleteBtw, aku jg libra mih, tapi suer kok nggak gitu ��
Miii *peluk.
ReplyDeleteAku pernah dekat dengan seseorang, yang terlihat gelagatnya abusive, bak scr fisik maupun dia manipulatif sekali orangnya. Satu hal yang waktu itu kupikirkan adalah, orang tuaku nggak pernah mukul/bentak aku, jangan sampai orang lain seperti itu ke aku.
Puji Tuhan Mamih sudah lepas dari pengalaman nggak enak itu ya Mih... Bahagia selalu dengan keluarga ya :)
Aku merasakan itu saat mantanku dulu posesif minta ampun main ga boleh sama teman lalu aku masih inget saat dia marah ditelepon dia bilang "guk guk guk" aku cuman nangis baru pisan dikatain gitu dan dengan lugunya aku telepon sahabat aku "dear aku dikatain guguk sama si X dan sahabatku jawab KATAIN BALIK M*nyet" lalu aku telepon balik si X dasar M*nyet selesai wkwkwkw..iya aku sepolos itu dulu saking shocknya ga tau harus gimana tapi ternyata sahabat dan keluarga itu adalah obat terbaik saat aku terpuruk :)
ReplyDeletealhamdulilah Alloh maha baik akhirnya ketemu abah lahirlah teteh Yaya n dedek Sahsa nu gareulis jiga mamih masyaAlloh bener adanya hujan oge aya raatna nyak mih :)
Thank you for sharing ya... inget dulu sempet sharing di wa group ya..
ReplyDeleteBahagia selalu ya sama Abah, Raya dan Shasha ya... :)
Dulu daku sempat juga punya teman dekat yang doyan banget marah sambil berkata-kata kotor, abusive verbal. Alhamdullilah nggak lama berhubungan walau penuh drama.
ReplyDeleteBtw, kalau kata anakku nih, memang inna pernah ngerasain tai ayam rasa coklat, kalau aku ngomong gitu, hahahaha, duh anak sekarang ya.
Harta yang paling berharga, adalah keluarga. Lalu aku bernyanyi keluarga cemara, hahaha. Hebat kamutuh. Makanya duet maut teteh dan dedek pasti setroooong.
ReplyDeletesan, itu ciri2 lakinya kok persis yg aku alamin hahahahahhaha. bedanyaa, aku sempet terjebak pernikahan ama dia, sebelum akhirnya aku ceraiin. yeees, aku jauuuuh lbh memilih status janda drpd ttp bertahan sama laki2 kyk gitu. over protective, over jealous, suka ngomong kasar, dan rada gila. ntah aku pernah cerita di postingan lain ato ga, tp salah satu kegilaan dia, tiap kali kami naik motor, dan melewati serombongan cowo misalnya, dia dgn gampang marah lalu maki dan menuduh aku ngeliatin cowo2 td. Kdgpun aku ga tau cowo apa yg dilewatin barusan. kalopun aku melihat, dgn kecepatan motor dia yg tinggi, trus mksdnya aku punya mata super ttp melihat cowo yg udh dilewatin di belakang gitu??!
ReplyDeletesegila itu orangnya. belakangan aku tau, co bgitu sbnrnya krn dia pgn menutupi kesalahan yg dia lakuin dlm kasusku dia selingkuh .
kesalahan apapun bisa aku maafin. tp selingkuh, sampe nangis bombay dan bunuh diri juga ga bakal aku gubris . jd lbh bgs hye bye :D.
aduh .. hal-hal yang kayak gini yang meski kita tanam pada anak perempuan kita. Cintailah sekedarnya saja, jadi jangan sampai karena cinta hidup menjadi terasa sengsara. Dan perempuan itu memang harus kuat, harus tegar sehingga bisa bangkit saat terpuruk. Apapun yang terjadi Berserah diri pada Allah
ReplyDelete