Let's Travel and See The World

Pengalaman jalan-jalan saya dimulai ketika TK. 

Sebagai PNS dari direktorat pertambangan Papih diharuskan tugas keluar kota, kebetulan Mamih juga PNS dan menjadi dosen yang memiliki waktu fleksible, jadi setiap Papih punya tugas keluar kota kami sekeluarga pasti diboyong. 

Dari TK sampai SD, saya dan Kakak-Kakak sering izin dan bolos karena hal ini, tapi kami sih senang-senang aja, apalagi jalan-jalan sekeluarga bukan saat liburan sekolah lebih menyenangkan dan tempat wisatanya lebih sepi. Selain memakai pesawat, sering kali kami melakukan perjalanan road trip memakai mobil, karena tiket pesawat jaman dulu lumayan mahal pemirsa, jadi kami lebih sering road trip dan menginap di hotel yang tersedia sepanjang perjalanan. Kami sudah melakukan perjalanan ke Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan pastinya sih Jawa Barat, kami juga melalukan perjalanan ke Sumatera Barat. 

Tapi semua terhenti ketika orang tua saya berpisah (baca: Please Stop Call Me Broken Home Product), saya dan keluarga otomatis tidak pernah melakukan perjalanan lagi. Secara Mamih harus menjadi tulang punggung keluarga dan bekerja sebagai single parent, saya & Kakak-Kakak tidak pernah ada kepikiran untuk minta jalan-jalan ketika libur sekolah. Liburan sekolah biasanya kami habiskan dirumah, atau kalau Mamih ada rejeki kami makan enak di restoran. 

Berbeda dengan Abah, keluarga Abah bukanlah keluarga yang sering jalan-jalan. Kerluarga Abah cukup konservatif dan jarang pergi bahkan untuk makan diluar sekalipun. Prinsipnya, kalau bisa makan di rumah, kenapa harus makan diluar?. Jadi karena pengalaman itu, ketika besar, Abah pengen jalan-jalan dengan keluarga dan merasakan pengalaman yang tidak pernah dirasakan bareng keluarga Abah. 

***

Ketika saya & Abah memutuskan untuk menikah, kami berdiskusi tentang visi, misi dan keinginan kami. Salah satu yang saya utarakan adalah, saya ingin traveling, dan jalan-jalan melihat dunia luar! (dendam nyi pelet masa lalu), akhirnya jalan-jalan dan melihat dunia luar mejadi kesepakatan kami, membuat memori bersama dan meninggalkan semua kenangan buruk masa lalu.

Setelah menikah, kami mendapatkan hadiah honeymoon tiket pesawat dan voucher menginap di Bali dari salah satu kolega Abah, pas banget deh... Semenjak saat itu, kami selalu merayakan hari-hari penting seperti hari ulang tahun, dan hari pernikahan, dengan bepergian, ngga perlu ke luar negeri (karena waktu awal nikah masih kere hehehe) cukuplah di Indonesia saja yang terjangkau. Ketika kami diberikan cobaan sulit mendapatkan keturunan, kami malah lebih sering bepergian untuk lebih akrab dan menghilangkan stress dari pertanyaan "Kapan punya anak/hamil?" (baca: Five years in Waiting)

Honeymoon di Bali, masih muda iyes XD

Museum Antonio Blanco, Bali

Gili Trawangan, Lombok

The Grand Palace, Bangkok

Esplanade, Singapura

Ketika saya hamil, saya dan Abah sepakat tidak memakai baby sitter atau ART untuk membantu saya, jadi kemanapun kami pergi, bayi kecil ini harus dibawa hihih. Bahkan kami masih sempat jalan-jalan ke Singapur ketika saya ketauan hamil 4 minggu. Saya ingin, putra/putri saya memiliki pengalaman yang pernah saya dapatkan, senangnya bepergian dengan keluarga dan melihat dunia luar dari sisi dan kebudayaan yang berbeda.  

Seiringnya waktu, kondisi keuangan kami semakin lumayan, dan ketika saya melahirkan kami mendapatkan kesempatan untuk mendatangi beberapa kota dan negara bareng Raya. :) (baca juga: Mudahnya Membuat Paspor Anak)  

Perjalanan jauh Raya yang pertama kali ketika umur 8 bulan ke Nepal. Sumpah rada deg-deg-an bukan karena persiapannya, tapi karena seminggu sebelum perjalanan Raya terkena campak... Duh pokoknya bener-bener galau to the max saat itu. Alhamdulillah sih pas hari keberangkatan Raya sudah ngga panas meskipun masih terlihat bercak-bercak merah sedikit. (baca juga:  Persiapan Liburan Bersama Anak ke Luar Negeri). Setelah itu beberapa negara kami singgahi antara lain China - Beijing, Philipine - Cebu , Singapura, dan beberapa kota di Indonesia. 

Makan malam disalah satu restoran khas Nepal

Manyun kepanasan di Kuta, Bali

Garden of Dream, Nepal 

Forbiden City, Beijing

Manyun di Cathedral Metropolitan, Cebu 

Banyak kenangan-kenangan lucu, senang, sedih, kesel, nyebelin selama perjalanan kami, tapi ngga bisa dipungkiri banyak manfaat yang kami rasakan setelah jalan-jalan bareng. Yang pasti setiap traveling ada kenangannya tersendiri, dan setiap habis jalan-jalan, meskipun tongpes, tapi berasa recharge dan pengen nabung lagi buat jalan-jalan bareng lagi :D "But hey, you can always make money, but you can't always make memories" 

Perkenalan pertama antara Raya - duren di Magelang :D 

Akhirnya makan duren di Singapur

Makan duren di Batang hihihi 

Kami masih berniat untuk melanjutkan petualangan bertiga hihihi. Masih banyak kota yang belum kami jelajahi dan lihat. Tahun 2017 ini sudah ada beberapa daftar kota dan rencana perjalanan yang sudah saya & Abah buat, apalagi bulan Februari adalah bulan pernikahan saya & Abah yang ke 10 tahun. jadi sudah beberapa rencana yang kami runut dan semoga bisa berhasil dilakukan. 

Somewhere in Nepal (lupa sumpah, dah tua hahah)

Satu lagi wishlist yang kami rencanakan tahun ini adalah umroh bertiga, doain semoga bisa terwujud meskipun ngga tau bulan apa :D 

Kalau kalian gimana? Sudah ada rencana mau jalan-jalan kemana tahun ini? Saya doakan juga semoga semua rencananya terlaksana ya.. Amiin :)