Tadi malam saya lihat, Nyokap posting tulisan ini di FB... Bikin saya mewek...
¤ Sedikit renungan:
Seorang anak bertengkar dengan ibunya & meninggalkan rumah. Saat berjalan ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang. Ia melewati sebuah kedai bakmi. Ia ingin sekali memesan semangkok bakmi karena lapar.
Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri lama di depan kedainya& bertanya”Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi?”
“Ya, tapi aku tdk membawa uang,”jawab anak itu dengan malu-malu.”Tdk apa2, aku akan mentraktirmu,”jawab si pemilik kedai.
Anak itu makan. Kemudian air matanya mulai berlinang.”Ada apa Nak?”Tanya si pemilik kedai.”Tidak apa2, aku hanya terharu karena seorang yg baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi tetapi ibuku sendiri stlh bertengkar, mengusirku dari rumah. Kau seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku.
Pemilik kedai itu berkata”Nak, mengapa kau berpikir begitu? Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi & kau begitu terharu…. Ibumu telah memasak bakmi, nasi, dll sampai kamu dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya.
Anak itu kaget mendengar hal tersebut.”Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu?”
Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun,aku bahkan tidak peduli.
Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih & cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Nak, kau sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam.”
Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya & ia menangis di hadapan ibunya.
~ Quote:
Kadang kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yg diberikannya pada kita. Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita sering melupakannya begitu saja.
Seorang anak bertengkar dengan ibunya & meninggalkan rumah. Saat berjalan ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang. Ia melewati sebuah kedai bakmi. Ia ingin sekali memesan semangkok bakmi karena lapar.
Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri lama di depan kedainya& bertanya”Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi?”
“Ya, tapi aku tdk membawa uang,”jawab anak itu dengan malu-malu.”Tdk apa2, aku akan mentraktirmu,”jawab si pemilik kedai.
Anak itu makan. Kemudian air matanya mulai berlinang.”Ada apa Nak?”Tanya si pemilik kedai.”Tidak apa2, aku hanya terharu karena seorang yg baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi tetapi ibuku sendiri stlh bertengkar, mengusirku dari rumah. Kau seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku.
Pemilik kedai itu berkata”Nak, mengapa kau berpikir begitu? Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi & kau begitu terharu…. Ibumu telah memasak bakmi, nasi, dll sampai kamu dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya.
Anak itu kaget mendengar hal tersebut.”Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu?”
Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun,aku bahkan tidak peduli.
Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih & cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Nak, kau sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam.”
Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya & ia menangis di hadapan ibunya.
~ Quote:
Kadang kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yg diberikannya pada kita. Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita sering melupakannya begitu saja.
----
Abis baca postingan tersebut, saya rasanya pengen pulang ke Bandung, meluk & ndusel-nduselan sama Nyokap.
Tanpa sadar, maupun sadar saya (dengan sangat berat hati) mengaku pernah melakukan hal diatas, lebih mementingkan orang lain selain Ibu sendiri.... Padahal, setelah dipercaya oleh Allah menjadi seorang Ibu, saya merasakan bahwa seorang Ibu, tidak pernah meminta balasan apapun dan melakukan semua yang terbaik untuk anaknya secara ikhlas. Yang terpenting adalah kebahagiaan anak, diatas kebahagiaan si Ibu. Kenapa saya tiba-tiba melupakan semua kebaikan Nyokap dan malah berbaik hati sama orang lain? :(
Saya yang baru mempunyai satu anugerah saja sangat merasa kerepotan, apalagi Nyokap saya ya... Single mother merawat 4 anak, dengan segala keunikannya.
Dahulu kala ketika masih ABG galau, saya pernah menyalahkan Nyokap, merasa tidak pernah diajari apa-apa, meresa tidak diperhatikan, pokoknya jadi anak tiri deh. Secara saya anak bungsu, dan ketika kakak-kakak saya sudah pada kuliah & kerja, mereka satu-satu meninggalkan rumah, saya yang musti ngurus semua masalah rumah tangga, dari ngepel, nyapu, belanja ke pasar, masak, nyuci, dan beres-beres perintilan rumah lainnya. Saat itu saya masih SMA, rasanya keseeel banget musti ngurusin hal-hal seperti itu. Waktu milih kuliah, saya sengaja ambil D3, dengan alasan biar cepet kerja & keluar dari rumah, ngga ngurusin urusan rumah tangga lagi #cetekbanget.
Sekarang saya baru sadar, semua pengalaman saya ngurus rumah, masak, dll, sangat, sangat berguna ketika saya tinggal sendiri & berumah tangga. Beda sama kakak-kakak saya yang ngga punya pengalaman masak & belanja ke pasar, saya udah tau semua jenis sayuran, bumbu dapur, dll. Pun saya sedikit lebih jago masak dibandingkan mereka :)
Dan apabila ditarik lagi kebelakang, bagaimana mungkin Nyokap memperhatikan saya seperti layaknya keluarga lain yang utuh. Beliau harus bekerja, belum lagi mengurus tetek-bengek lainnya, apalagi waktu itu kakak saya dalam tahap rebel kelas kakap hehehehe... Saya baru mengerti sekarang, terutama setelah punya anak... Pulang kerja, cape, belum lagi dihadapkan dengan urusan rumah tangga & anak yang meminta perhatian..
Saya salut sama Nyokap, kalau saya diposisi Nyokap, belum tentu saya sekuat beliau....
Terima kasih Mami, atas semua pelajaran & didikan Mami selama ini. I love you, maaf kalau saya kadang terlupa untuk sms, telepon atau datang ke Bandung.
Raya, saya & nyokap :-*
aaaaaarrrrgggghhhhh....jadi terharu baca postinganmu mba...
ReplyDeleteiya sih ya, kadang kita suka marah sama ibu, suka ngambek2 gak jelas...ada yang bilang kalau anak ma orang tua itu sisanya, tapi orang tua ma anak itu sepenuhnya...huhuhu...
Makasih udah mampir, iya kita kadang emang ngga sadar suka marah2 ngga jelas sama ibu :(
DeleteOiya, btw itu about the author-nya bisa coba di ganti dengan nama mbak sandra lho mba hehe...
DeleteHehehe iya ya, aku blm sempet ngutak-ngatik lagi tampilan blog ini #pemalas
DeleteMakasih udah diinfo :)
merembes mili baca nya,... tapi emang sih pernah ngalamin juga.. menganggap nyokap lebih sayang sama saudara yg lain.. pas punya anak dua baru sadar.. klo sebenernya ga gitu
ReplyDeleteMakanya punya anak 1 aja maknik huakakakakak (devil laugh) #kecupnike
Delete